ilustrasi

Jika luka dalam hati
telah membesar tak terobati
sebesar seluruh jagad raya ini
jangan engkau bermuram hati
wahai belahan hati

Ada yang lebih mengerti
seberapa besar lukamu di dalam hati
Dialah penguasa hati yang haqiqi
Dia akan mengobati hatimu
jika Dia menghendakinya atas dirimu

Jadilah dirimu manusia yang berakal
yang mengetahui segala kekurangan atas dirimu
mintalah pendapat jiwa yang lain
apa kekurangan yang ada padamu

Jadilah dirimu tidak bersedih
lukamu dihatimu itu akan kembali pulih
dan hatimu akan menjadi putih dan jernih
teruslah kamu mengharap sekuat hati

Jangan kau terlalu menuruti nafsu
dia akan menjerumuskanmu di jurang kelabu
buatlah nafsumu terbiasa menuruti akalmu
hingga nafsu menuruti apa maumu
dengan demikian jiwa akan selalu tenang

Pikirkanlah wahai orang berakal
(made by bang napi, dengan kesemrawutan hati)
Read More
HEehehehehehe, hari apa ya ini, tanggal berapa yo. Ternyata hari sabtu, kepalaku penuh dengan kesenutan, kepusingan, sakit sebelah, hidung sentruk-sentruk kepalaku isinya "*&%$^&&*%$$^&" artinya tidak nggenah banget. Tapi aku sudah lega, walaupun belum sepenuhnya mencapai kelegaan yang tertinggi /weleh/. Ini hari ke berapa ya!!, ternyata ini hari ke 3 aku melaksanakan ujian praktek walaupun masih 2 hari lagi, hari selasa dan hari sabtoe. selasa tanggal 12 ato 11 ya!! lupa aku, terus hari sabtunya tanggal 15 semua itu pada bulan 'April dua ribu enem.

kem bek ke permasalahan yang pertama, kenapa aku bisa "*^*&%&$" banget disebabkan hari ini ujian praktenya adalah agama islam yang seharusnya gue sebagai moslem dapat menjalaninya dengan penuh semangat dan dengan rasa ikhlas di dalam dada tanpa rasa mempersalahkannya /weleh puitise metu/. tapi kenapa ya!! aku bisa merasa pusing sendiri.

Ceritanya begini "pada saat berangkat dan masuk ke dalam ruangan yang telah ditetapkan sesuai dengan nomer absen 'no 1-18 di ruang 5' dan 'no 19-36 ada di ruang 8', bagi yang belum tahu ruangannya hubungi saya 'post aza di shoutbox (oggix) di blog ini (projokusumo.blogspot.com)/weleh promosi banget/".

Guru agama sebut saja (Pak Arwani) bukan nama samaran, memberikan perintah untuk menjawab pertanyaannya, /bagaimana sih nyusun kalimatnya/. Pertama-tama beliau memberikan pertanyaan ringan, yaitu; "nafi rumahnya di mana?", tak jawab "di mranggen pak!". "Sekolahmu juga di mranggen" tanya beliau, aku menjawab "iya pak!". Beliau bertanya kembali "di SMP Negeri Satu (tempat sekolahku sewaktu es em pe)", "benar pak!" jawab saya. Nah itulah obrolan tidak berguna, yang ternyata memiliki tujuan agar siswa tidak tegang.

Mulai pertanyaan pokok yang pertama. "Apa niat solat Isya, selanjutnya apa niat solat Subuh" semuanya dapat kujawab, pertanyaan yang kedua "baca doa Tahiyat" itupun masih bisa kujawab, "baca doa Qunut" aku masih bisa lagi, "doa penutup solat sunnah" akupun menjawab "solat witir", ternyata benar, "coba niatnya" nah dibagian itu aku rada bingung. "terus wailahukum illa huwwahid, lanjutkan" akupun melanjutkannya "illahuwwahid laailahailla huwal hayyul qoyyum........hif duhuma wahuwal 'aliyul 'adzim" aku bisaaa!, "terus doa sesudah solat" hehehe kujawab doa sapu jagad saja, tapi suruh ngulangi

Terus aku dan temanku yang telah selesai pindah ke ruang yang satunya untuk hafalan surat, yaitu; Ad-duha, Al-Nasyroh, At-Thiin. Guruku yang satunya ini sebut saja namanya (Pak Hamid) bukan nama samaran. ceritanya begini

Pertama dia ceramah dulu, biasa seorang guru. terus perintahnya yang pertama adalah menulis, ternyata disuruh menulis surat Al-Ashr atu biasa dikenal dengan nama wal ashri, heheh ternyata Alhamdulillah banget aku dapat nilai 9. Yang kedua ya hafalan gitu!!!, Alhamdulillah aku juga bisa.
Aku kemudian langsung menuju ke tempat asalku untuk mengganti apa saja yang tidak bisa aku hafalkan pada saat di tempat pak Arwani. Alhamdulilah aku bisa dan sudahlah hilang rasa tegang dan dag dig dug di dadaku.

Dimushola aku menenangkan diri, nah pada saat itulah kepalaku senut-senut "*&%&$&". kemudian aku ke lab dan mempost postingan ini
Read More
Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home