Kucing dan Harimau

No Comments
Pada jadul (Jaman Dahulu) kala sebentulnya ejaan yang benar adalah zadul (zaman dahulu). Ya tapi begitulah anak muda {serasa seperti orang tua :D} belum terlalu mencintai bahasanya sendiri. OK, lets go, tancep gas melanjutkan ceritanya. Dan pada suatu daerah hutan antah berantah hiduplah saudara seketurunan yaitu harimau dan kucing, dahulu mereka saling hidup berdampingan, makan bersama, minum bersama, belajar bersama (emangnye ada sekolahan di hutan, hehehe), dan maaf, buang hajat / e'e'k bersama (bahasanya terlalu saru, yang dalam bahasa indonesianya fulgar).

Nah, ini dia cerita yang kurang mangsup diakal dimulai. Penulis tidak menjamin jika otak Anda akan berpikiran sesuai dalam isi cerita. cerita ini dapat menyebabkan pengalaman dan pengetahuan baru yang mungkin menyesatkan Anda. Jadi waspadalah-waspadalah (omongannya siapa ya tuh? :D)

Pukul 8:36 >>> karena sedang ngantor, ceritanya tak lanjutin nanti ya kawan2.
Ini tak posting dulu

Pukul 16:03 27 Jan 09, maaf, baru bisa mengupdate ceritanya lagi... and lets get it on (mbuh bener porak kuwi, sing penting nulis, wehheheheh) ngomong-ngomong sampai mana ya ceritanya? tak bacanya lagi ah, sebentar ya..

Kedua saudara tersebut saling mengasihi dan menyayangi satu sama lain. Merekapun saling bertukar ilmu pengetahuan satu sama lain (cerita mulai terbawa ke arah yang lebih serius, maka seriuslah dalam membaca :D), mulai dari mandi di pasir, belajar cukur kumis, belajar sisir rambut (ngaco abis nih cerita), dan kemudian ceritapun berlanjut ke paragraf selanjutnya.

Di suatu senja saat matahari sayup-sayup mulai meredup, mereka saling menunjukkan keahlian masing-masing, dan berniat mengajarkan ilmu satu dengan lainnya. Dimulai dari si harimau, si harimau yang lincah dan gesit dalam menangkap / menerkam mangsa yang lebih besar, mengajarkannya kepada si kucing, kucingpun melakukannya kepada mangsa yang lebih kecil dan sesuai dengan bentuk tubuhnya (nya is refer to kucing). Maka si kucing kemudian berburu tikus yang dirasa cocok untuk menjadi percobaan melatih ilmu yang baru didapat dari harimau.

Setelah kedua hewan tersebut lelah, merekapun istirahat sejenak untuk menghilangkan peluh yang menetes hingga kumis mereka yang sama-sama kinclong. Dengan obrolan kosong, waktu telah berjalan menghilangkan rasa lelah mereka.

"Inilah saatnya aku menunjukkan kehebatan ilmuku" nada sombong si kucing. Harimau hanya dapat memperhatikan, dengan beberapa kali lompatan kecil si kucing berhasil menaiki sebuah pohon tinggi, harimau takjub melihat semua itu, dan ingin segera minta agar kucing mau mengajarinya. Namun dengan sombongnya si kucing hanya menjawab "belajar sendiri sanalah, masak sanadong?", dengan tubuh besarnya si harimau kesulitan memanjat pohon.

Karena tubuh harimau yang lebih besar, namun tidak dapat memanjat pohon, maka harimau dengan sedikit geram berkata "Jika aku ketemu engkau lagi, akan kumakan tubuhmu hingga ke kotoran-kotoranmu", pada saat itu si kucing yang masih berada di atas pohonpun ketakutan, dan tidak berani turun, hingga si harimau meninggalkan pohon tersebut karena sudah bosan menunggu.

Akhirnya kucing melarikan diri ke pemukiman manusia, Manusia tidak mengetahui kelicikan si kucing karena tertipu oleh meongan dari kucing yang melenakan telinga. Sehingga manusia kemudian menjadikan kucing sebagai hewan peliharaan. Dan hingga saat ini, si kucing masih trauma terhadap harimau yang ingin memakan hingga kotorannya, karena itu setelah kucing membuang kotoran, kucing selalu mengubur kotorannya.

auw, kesel juga nih jari ngetik kayak gini.

hikmah yang dapat diambil : silakan mengirimkan komentarnya ya...
bagi yang menjawab dengan baik dan benar akan mendapat hadiah ucapan terima kasih.
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments

Post a Comment